Pembelajaran Fisika dan Pendidikan Kejujuran

oleh : Intan Irawati

Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis multi dimensi. Krisis ekonomi, ideologi, kepemimpinan, hingga krisis budaya. Salah satu hal yang dianggap menjadi sumber dari keterpurukan bangsa ini adalah ’budaya’ korupsi yang telah mendarah daging dan berurat akar pada sebagian anak bangsa. Pangkal dari budaya korupsi itu sendiri adalah sifat khianat, tidak amanah alias tidak jujur atau gemar berdusta. Kegemaran berkata dan bersikap dusta sering bermula dari perbuatan yang dianggap remeh, seperti menyontek ketika ujian. Ketika orang dengan sifat ini menjadi pejabat publik, mereka dapat berbuat korupsi yang merugikan rakyat dan negara.

Guru sebagai pendidik, bukanlah hanya mengajar materi pelajaran saja di kelas. Mereka memegang amanah sebagai pendidik para siswa. Mendidik siswa untuk berperilaku jujur merupakan bagian dari tugas guru. Seorang guru, seyogyanya merasa ikut bertanggung jawab untuk memerangi budaya khianat atau dusta ini. Ide membudayakan kejujuran memang bukanlah hal yang mudah untuk direalisir. Kejujuran itu sendiri harus dimulai dari guru sendiri. 

Akhlak mulia dan kepribadian yang stabil merupakan kompetensi personal yang perlu dimiliki seorang guru. Hal ini sangat logis, karena guru adalah seorang yang digugu dan ditiru, menjadi panutan bagi anak didiknya. Semua tingkah laku guru di sekolah akan dijadikan contoh oleh siswa tanpa disadari oleh para guru itu sendiri. Cara guru berpakaian, berkomunikasi dengan siswa, hingga cara guru bersikap pada suatu hal akan diikuti oleh mereka. Maka kejujuran seorang guru akan menjadi teladan bagi para siswanya. 

Hal yang paling mudah dilakukan untuk mensosialisasikan dan menanamkan kejujuran adalah melalui bidang studi masing-masing. Guru bidang studi PKN akan lebih mudah mananamkan sifat jujur melalui materi-materi pelajarannya. Guru Olah Raga menanamkan kejujuran melalui sportivitas dalam bertanding. Demikian pula guru Agama akan lebih mudah menanamkan sifat jujur melalui penilaian afektif yang dibuatnya atau materi agama yang dibawakannya. Adapun guru fisika akan menghadapi beberapa tantangan untuk menanamkan kejujuran. 

Salah satu tantangan itu adalah bidang studi yang dibawakannya. Pelajaran fisika itu sendiri adalah pelajaran yang unik, dia membutuhkan keterampilan matematika tetapi dia juga memerlukan keterampilan proses mental yang tinggi seperti kemampuan logika dan analitis. Hal ini menyebabkan pelajaran Fisika menjadi salah satu pelajaran yang tidak disukai oleh banyak siswa. Ketidaksukaan siswa pada suatu bidang studi biasanya berefek pada sikap mereka pada guru bidang studi tersebut. 

Banyak sebab yang mendasari siswa untuk tidak menyukai pelajaran fisika. Materi Pelajaran yang sulit dimengerti, lebih banyak rumus dari pada teori, dan soal-soal yang rumit merupakan jawaban lazim yang diberikan siswa sebagai alasan. 

Oleh karena itu, sebelum menanamkan kejujuran, guru fisika dituntut untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dibimbingnya dapat menjadi lebih menarik minat siswa bila disampaikan dengan alat peraga, demonstrasi, media pembelajaran serta strategi dan metode pembelajaran yang berbeda untuk setiap pokok bahasan. Motivasi siswa dalam belajar fisika di kelas juga akan lebih tinggi jika dibimbing oleh guru yang ramah, sabar, serta mengerti kesulitan siswa. Suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan akan membuat siswa lebih mudah memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru. Singkatnya, sebelum menanamkan kejujuran, buatlah siswa menyukai pelajaran fisika dan guru fisika. 

Seorang guru yang diberi julukan ‘killer’ oleh siswa, akan lebih sulit dalam menanamkan kejujuran. Siswa yang antusias belajar fisika, akan membuat guru lebih mudah untuk menanamkan sifat jujur melalui eksperimen atau percobaan fisika. Eksperimen dalam fisika merupakan hal yang dilakukan para ahli sebelum mereka menemukan suatu teori atau konsep. Kegiatan ini dilakukan di kelas sebagai cara melatih siswa melakukan scientific process (proses ilmiah). Materi fisika, proses ilmiah dan sikap ilmiah adalah bagian dari ilmu fisika yang harus diberikan guru di kelas agar siswa memiliki life skill sesuai kompetensi yang telah ditetapkan. 

Melalui kerja ilmiah dalam praktek atau percobaan, siswa di’paksa’ memiliki sikap ilmiah seperti jujur, obyektif, kritis, analitis, logis, dan sebagainya. Tanpa sikap ilmiah maka praktek yang dilaksanakan siswa akan menjadi manipulatif, palsu, dan tidak akan menelurkan pemahaman yang diharapkan dalam pelajaran fisika. Jujur dan obyektif dalam menyampaikan data dan hasil percobaan walaupun hasilnya tidak sesuai dengan teori, kritis terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan, dan sebagainya, merupakan hal yang hendak dicapai setelah siswa bereksperimen fisika. 

Maka guru fisika perlu memahami berbagai percobaan dan praktikum sederhana yang dapat digunakannya dalam pembelajaran. Jangan sampai terjadi, pembelajaran fisika di kelas sama dengan pembelajaran sejarah yang lebih banyak berisi ceramah dan tanya jawab, atau sama dengan matematika yang lebih banyak berhitung dari pada penanaman konsep dan teori. Mengajarkan materi fisika tanpa proses ilmiah dan sikap ilmiah akan menyebabkan pemahaman yang cacat terhadap ilmu fisika itu sendiri. 

Kejujuran yang dilatihkan guru melalui pembelajaran fisika seperti yang diuraikan di atas akan tertanam dalam diri siswa tanpa ia sadari. Proses ini memerlukan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu selama siswa menerima pelajaran fisika di jenjang SMP dan SMA, guru-guru fisika perlu tetap konsisten menyampaikan ilmu fisika yang utuh di kelas meliputi materi, proses dan sikap ilmiah. Konsistensi ini diharapkan akan berbuah indah di masa depan. Apa lagi jika semua guru bidang studi juga berusaha menanamkan kejujuran melalui bidang studinya masing-masing. Niscaya di tahun-tahun yang akan datang, orang akan sulit menemukan siswa yang menyontek ketika ujian dan di masa depan bangsa ini dapat terkenal karena kejujurannya, Insya Allah. 

Komentar

  1. wah.. bner bnget nih.. guru2 fisika khususnya harus memperhatikan hal ini..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Suhu Dan Kalor

Praktikum : Teleskop Sederhana

SOAL GELOMBANG ELEKTROMAGNET